Akhir bulan Juli 2015 lalu, PT Ford Motor Indonesia mengundang sejumlah media Indonesia untuk menjajal langsung performa dan ketangguhan All New Ford Everest di Chiang Rai, Thailand, sebelum resmi dipasarkan di Tanah Air. Sebelum memulai perjalanan, pihak Ford memberikan presentasi produk, serta tujuan pengujian yang akan kami lakukan. Pada etape pertama, kami akan mengajak All New Everest ini menuju Canary Natural Resort dengan jarak kurang-lebih 60 km.
Ford Everest 2.2L
Pada kesempatan pertama, kami mendapat kesempatan mencoba All New Everest bermesin 2,2 liter berpenggerak dua roda. Dari tampilan luar hampir tidak tampak perbedaan signifikan dengan varian lainnya, hanya terdapat badge dengan angka 2.2L sebagai pembeda.
Berbekal dimensi 4.882 x 1.862 x 1.837 mm, Everest baru tampil lebih gemuk dan tinggi dibanding pendahulunya, dengan desain yang mencirikan karakter SUV tangguh. Diperhatikan dengan seksama, desain Everest baru memang lebih modern dibanding generasi sebelumnya, dengan grille trapezoidal besar dan bagian depan serta kap mesin yang lebih tinggi dan lekukannya yang tampak kekar, menghasilkan aura lebih tangguh. Desain tersebut sedikit banyak menyerupai sang saudara, Ford New Ranger.
Masuk ke dalam, interiornya berkesan mewah, dan lapang. Ford menawarkan dua pilihan warna interior, warna gelap Basalt dan cerah Flaxen. Keduanya melengkapi kemewahan dan menunjukkan kualitas tinggi dari interior Everest baru. Duduk di bangku pengemudi terasa nyaman, pas, dan dengan visibilitas yang baik ke depan sehingga saya bisa mengetahui ujung depan mobil.
Tekan tombol Start dan mesin mobil menyala dengan halus. Saya langsung menyadari bahwa Everest baru ini menawarkan kesenyapan kabin yang cukup baik. Hal tersebut antara lain berkat penggunaan material kedap suara yang tersebar di penjuru interior serta teknologi Active Noise Cancellation yang menggunakan tiga mikrofon sensitivitas tinggi untuk menangkal bunyi mesin yang masuk ke dalam kabin.
DI kecepatan rendah, bobot kemudi terasa cukup berat. Namun, saat sudah berjalan hal ini justru mendukung pengendalian kemudi yang lebih mantap. Respon kemudi terasa cepat dan presisi, sehingga meningkatkan kepercayaan diri saat mengendarai SUV 7-penumpang bertubuh besar itu secara dinamis. Apalagi, All New Everest kini telah dibekali EPAS (Electric Power Assist Steering) dengan teknologi Pull-Drift Compensation yang menyesuaikan input dari pengemudi dan beradaptasi terhadap kondisi jalan yang berubah-ubah.
Lebih dari 20 mobil berkonvoi menuju Canary Natural Resort. Etape awal ini didominasi jalanan perkotaan, sehingga laju kendaraan kami cukup konstan. Setelah menempuh sekitar 34 km, rombongan berhenti sejenak di Doi Hang Subdistrict Municipality Office untuk rehat dan bertukar pengemudi dan bergantian dengan peserta lain.
Selepas dari Doi Hang Subdistrict Municipality Office, kami disajikan jalanan lokal perkampungan dengan kondisi berbukit, berkelok-kelok, ruas jalan yang tidak terlalu lebar, dan permukaan jalan tak ramah. Saat menemui tikungan yang cukup tajam, saya mencoba sedikit kemampuan Everest dengan tidak mengurangi kecepatan dan hasilnya membuat saya tersenyum karena melebihi ekspektasi saya.
Electronic Stability Control nya bekerja dengan sangat baik menjaga Everest tetap pada lajur yang saya inginkan, bahkan ketika memasuki tikungan dengan kecepatan yang cukup tinggi atau menikung terlalu cepat, Roll Stability Control dan Curve Control dengan sensor deteksi akan mencegah potensi terjadinya understeer ataupun oversteer dengan menerapkan pengereman sekaligus pengurangan limpahan torsi. Peredaman suspensinya juga terasa sangat mantap, cukup empuk sekaligus solid, terasa nyaman ketika melewati jalan tak ramah maupun jalan rusak berlubang
Ford Everest 3.2L
Setibanya di Canary Natural Resort kami langsung disuguhi medan off-road untuk mengetahui ketangguhan Everest sebenarnya sebagai sebuah SUV. Pada sesi ini kami menggunakan mobil Everest 3.2 L berpenggerak empat roda yang telah dilengkapi dengan Terrain Management System dengan pilihan mode Normal, Snow/Mud/Grass, Sand, dan Rock. Kesempatan pertama saya manfaatkan untuk duduk di kursi penumpang baris kedua selama menuju trek off-road. Menjadi penumpang pada Everest baru juga terasa nyaman, dengan posisi duduk lapang berkat kursi yang dapat disesuaikan.
Tantangan off-road pertama menyambut kami, yakni jalan menanjak dengan permukaan tanah basah dan licin yang diakibatkan hujan lebat yang mengguyur semalaman. Pada kondisi ini kami gunakan mode Mud/Snow/Grass untuk memprioritaskan penjagaan traksi pada permukaan licin. Dan ternyata, kondisi tersebut bukan masalah bagi Everest baru berpenggerak 4x4, kami dapat dengan mudah mencapai puncak tanpa hambatan apapun.
Tantangan berikutnya kami diharuskan menyeberangi sungai dangkal dengan permukaan dasar sungai terisi bebatuan kecil. Beruntung Everest baru memiliki kemampuan Water Wading hingga ketinggian 800 mm dan approach angle 29 derajat. Padankan dengan mengaktifkan mode Mud/Snow/Grass atau langsung menekan Electronic Locking Rear Differential untuk meningkatkan traksi dan mencegah terjadinya slip pada roda belakang. Tantangan tersebut pun dapat kami lalui dengan mudah berkat fitur-fitur dan teknologi pendukung off-road dari Everest baru 3.2L.
Pada sesi off-road, kami juga mencoba fitur Hill Descent Control dengan menuruni jalan yang memiliki permukaan semen. Fitur ini menerapkan pengereman otomatis untuk menjaga kecepatan saat melalui turunan curam tanpa harus menginjak pedal rem. Fitur ini dapat dikombinasikan dengan cruise control sehingga Anda dapat melalui turunan curam dengan kecepatan konstan sesuai dengan yang diinginkan.
DATA FAKTA
Mesin
Instalasi: | Duratorq 2.2L. 4-silinder, TDCi, VGT dengan Intercooler/Duratorq 3.2L. 5-silinder |
Tenaga: | 158 hp @ 3.200 rpm/197 hp @ 3.000 rpm |
Torsi: | 385 Nm @ 1.600-2.500 rpm/470 Nm @ 1.700-2.500 rpm |
Transmisi
Tipe: | 6-speed otomatis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar